Friday, July 20, 2007

SEBARAN & SARANG KAKATUA JAMBUL KUNING

RINGKASAN

SEBARAN DAN KARAKTERISTIK POHON SARANG KAKATUA JAMBUL KUNING DI PULAU KOMODO, TN KOMODO

M Jeri Imansyah, Dimas G Anggoro, Niken Yangpatra, Aris Hidayat, Y Jackson Benu


Kakatua-kecil Jambul-kuning Cacatua sulphurea tersebar luas meliputi kawasan bioregion Walacea termasuk Nusa Penida dan Masakambing, dan merupakan salah satu burung paruh bengkok yang terancam punah akibat perdagangan dan degradasi habitat (PHPA/LIPI/BirdLife IP, 1998). Jenis ini dikategorikan sebagai satwa kritis dan dilindungi oleh hukum di Indonesia. Terdapat empat sub spesies Kakatua-kecil Jambul-kuning; Cacatua sulphurea sulphurea, C. s. parvula, C. s. citrinocristata, C. s. abotti dan C. s. parvula yang tersebar di kepulau Sunda kecil, Nusa Tenggara, kecuali pulau Sumba. Seluruh subspecies mengalami penurunan populasi secara tajam akibat penangkapan berlebihan untuk perdaganan yang mencapai jumlah ratusan ribu individu selama decade terakhir ini.

Sebuah studi yang difokuskan pada sebaran dan karakteristik pohon bersarang Kakatua-kecil Jambul-kuning di pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, dilaksanakan antara bulan Maret – April 2005. Studi ini merupakan kerja sama antara Center for Conservation and Research of Endangered Species Komodo Project, Taman Nasional Komodo, Kokokan, dan Universitas Udayana.

Taman Nasional Komodo memiliki kawasan darat dan perairan laut seluas 1.817 km2, terletak di antara pulau Sumbawa di sebelah Barat, dan pulau Flores di sebelah Timur. Kawasan Taman Nasional Komodo juga merupakan Situs Warisan Dunia. Kawasan ini terdiri dari dua pulau besar; Komodo (312 km2), Rinca (205 km2), dan sejumlah pulau-pulau kecil. Secara umum vegetasi daratan pulau Komodo didominasi oleh padang savanna (sekitar 59%), hutan musim (38%), dan hutan berawan pegunungan (sekitar 3%). Hutan mangrove terdapat juga di sepanjang bagian Timur dan Utara pesisir pulau.

Monitoring sarang kakatua secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyediakan informasi status reproduksi berikut pola kecenderungan populasi. Di pulau Komodo dari hasil survey ditemukan 30 pohon sarang potensial, di mana 18 di antaranya adalah sarang aktif. Loh Liang memiliki jumlah sarang aktif terbanyak (11 sarang), sedangkan lembah yang lebih kecil memiliki jumlah yang lebih sedikit; 7 dan 1 untuk di Loh Sebita dan Loh Wau.

Dari penghitungan, Loh Liang memiliki jarak bertetangga terdekat sekitar 222.18 ± 81.48 m, lebih jauh dari pada Loh Sebita (215.57 ± 59.63 m). Karena hanya satu sarang yang di Loh Wau, maka pengukuran jarak bertetangga terdekat di Loh Wau tidak dapat dilakuan.

Dari hasil studi, kami memberikan rekomendasi kepada pihak yang berwenang;

1) Perlunya mealakukan monitoring secara berkala dan berkelanjutan terhadap keberadaaan sarang kakatua.

2) Perlunya penyelenggaraan patroli daratan secara rutin. Hal ini penting dan akan mengurangi gangguan terhadap populasi kakatua, khususnya di kawasan Taman Nasional Komodo.

3) Program penyadartahuan dan peningkatan keterlibatan masyarakat setempat (di dalam maupun di luar kawsan). Studi khusus tentang dampak dari kegiatan manusia terhadap populasi kakatua akan menjadi hal yang sangat penting bagi upaya pengelolaaan dan konservasi jenis ini.

No comments: